Kurikulum 2013 menjadi trending topic di Twitter. Dari
banyaknya tweet yang dilontarkan oleh Netizen, sekitar 99% siswa mengeluhkan
tentang pemberlakukan Kurikulum 2013.
Menurut mereka, Kurikulum 2013 sangat tidak berpihak kepada kepada siswa, karena mereka harus dipaksa untuk belajar keras di luar kesanggupan mereka, jam pulang pun sekarang menjadi bertambah. Prihatin dengan Implementasi Kurikulum 2013 ini, Psikolog anak, Seto Mulyadi turut memberikan kritik keras kepada pemerintahan, khususnya DKI Jakarta. “Semua kebijakan yang berkaitan dengan anak itu harus mendengar suara anak,” kata Kak Seto dalam sambungan telepon dengan Wartakotalive.com, Selasa (9/9/2014) pagi.
Tak lupa, Kak Seto juga mengatakan bahwa untuk mengambil kebijakan
atau keputusan yang berkaitan dengan anak, setidaknya harus mengadakan semacam
penelitian mengenai bagaimana yang diharapkan oleh anak. Jangan sampai, tambah
Seto, jika kebijakan tersebut dirasa memberatkan anak justru diputuskan.
Seto Mulyadi bahkan menyoroti Kurikulum 2013 yang sudah berjalan tahun ini. “Kurikulum baru ya jangan sampai memberatkan anak, karena bukan anak untuk kurikulum, tetapi kurikulum untuk anak,” tambah Seto.
Tak hanya itu saja, Seto menilai bahwa anak bukanlah robot yang dapat
mengerjakan segala sesuatu tanpa merasa tertekan. Lebih lanjut, segala
kebijakan yang diambil oleh para pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan
sejatinya harus mengutamakan hak dasar anak.
Pemerhati anak tersebut juga menekankan bahwa setiap pengambilan atau
penerapan kebijakan harus mempertimbangkan hak dasar anak. Ia mengharapkan
Kemendikbud, dalam hal ini selaku pelaksana Kurikulum 2013 untuk memperhatikan
partisipasi anak dalam mengungkapkan pendapatnya berkaitan kebijakan yang akan
diambil. Seto menegaskan bahwa segala hal yang diberlakukan bagi anak-anak, harus
memperhatikan kepentingan terbaik bagi anak. Jangan menjadikan anak sebagai
robot sehingga pada akhirnya itu hanya akan membuat anak menjadi frustasi dan
gagal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar